ECONOMIC ZONE - Badan Pengelola Investasi Indonesia (INA), Danantara Indonesia, dan perusahaan tambang asal Prancis, Eramet, resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk menjajaki pembentukan platform investasi strategis di sektor nikel, mencakup kegiatan dari hulu hingga hilir.
Penandatanganan kerja sama tersebut berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Rabu (28/5/2025), dan disaksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Kolaborasi ini ditujukan untuk mengembangkan rantai pasok bahan baku baterai kendaraan listrik (EV) yang berkelanjutan dan terintegrasi di Indonesia. Ketiga pihak akan melakukan studi awal guna memilih proyek yang paling potensial, sekaligus merancang peta jalan untuk kerja sama jangka panjang.
Mereka juga bersepakat bahwa pengelolaan proyek akan mengacu pada prinsip efisiensi, nilai ekonomi tinggi, dan penerapan standar internasional dalam keberlanjutan.
Pandu Sjahrir, Chief Investment Officer Danantara Indonesia, menyampaikan keyakinannya bahwa inisiatif ini akan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global baterai EV. Danantara bersama INA akan fokus pada dukungan pembiayaan jangka panjang, sementara Eramet akan menyumbangkan pengalaman teknis dan keahliannya dalam pengelolaan tambang besar yang ramah lingkungan.
“Kami berkomitmen membangun ekosistem hilirisasi nikel berkelas dunia di Indonesia. Kolaborasi ini menyatukan keahlian global dalam pertambangan berkelanjutan yang sangat mendukung pertumbuhan industri hijau,” ujar Pandu.
Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah, menyambut baik kemitraan ini. Ia menyebut langkah tersebut sejalan dengan misi INA dalam memperkuat hilirisasi sektor mineral strategis nasional, terutama nikel.
“Sinergi ini menunjukkan semangat bersama dalam membangun industri bernilai tambah di dalam negeri, sambil membuka pintu bagi investasi berkualitas di sektor-sektor prioritas,” katanya.
Sementara itu, CEO Eramet Group, Paulo Castellari, mengungkapkan bahwa Eramet telah hadir di Indonesia sejak 2006 melalui kegiatan tambang nikel di Weda Bay, Maluku. Menurutnya, Indonesia merupakan bagian penting dari strategi jangka panjang perusahaan dalam mendorong transisi energi.
Tahun lalu, Eramet Indonesia juga menjalin kerja sama dengan Badan Geologi untuk melakukan studi mineral kritis seperti lithium, guna mendukung agenda energi nasional yang berkelanjutan.
“Fokus Danantara dan INA pada hilirisasi serta transisi energi sangat sejalan dengan visi strategis kami di Indonesia. Kami siap berkontribusi melalui keahlian dalam pertambangan berkelanjutan dan komitmen kami untuk mengembangkan industri strategis nasional,” tambah Paulo.
Komentar