ECONOMIC ZONE - Indeks harga saham gabungan (IHSG) ambrol ke level 5.900 pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (8/4/2025). Saham 10 emiten big caps kompak merosot tajam.
Berdasarkan data RTI Business, IHSG anjlok 598,56 poin atau 9,19% ke level 5.912,06 pada pembukaan perdagangan hari ini atau usai libur panjang Lebaran.
Ambruknya IHSG itu membuat Bursa Efek Indonesia menempuh pembekuan sementara perdagangan pasar saham sesuai aturan baru Surat Keputusan Direksi Bursa Nomor Kep-00196/BEI/12-2024.
Dalam aturan yang baru dirilis pada Selasa (8/4/2025) itu, trading halt selama 30 menit dilakukan apabila IHSG mengalami penurunan hingga lebih dari 8%.
Trading halt selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 15%, dan trading suspend apabila IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 20%.
Penurunan tajam menghantam emiten Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang notabennya adalah saham-saham dengan kapitalisasi besar.
Tarif impor yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump pada akhir pekan memantik aksi jual besar-besaran karena kekhawatiran investor yang menyebabkan tekanan lanjutan di pasar modal domestik.
Saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) merosot sebesar 10,73 persen atau 95 poin menjadi 790. Nilai perputaran saham (turnover) mencapai Rp 1,5 miliar dengan volume transaksi Rp 1,9 juta.
Adapun saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) terkoreksi sebesar 13,21 persen atau 560 poin ke level 3.680. Nilai perputaran saham mencapai Rp 653,6 miliar sementara volume transaksi membukukan nominal Rp 88,3 juta.
Harga saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) ikut tergerus sejalan koreksi tajam IHSG. Saham perseroan pita emas ini merosot 13,46 persen atau 700 poin menjadi 4.500 dengan nilai turnover sebesar Rp 347,4 miliar dan volume transaksi sebesar Rp 77,2 juta.
Hampir semua saham-saham berkapitalisasi besar mengalami jatuh yang dalam pada pembukaan perdagangan pagi ini.
TLKM turun 14 persen menjadi 2.050, ADRO melemah 6,5 persen jadi 1.725 dan BBCA ke bawah 12 persen menjadi 7.400.
Dari dalam negeri, kepanikan di pasar menjadi salah satu faktor utama yang mendorong aksi jual besar-besaran, terutama karena Indonesia termasuk dalam daftar negara yang dikenakan tarif balasan cukup tinggi oleh Amerika Serikat (AS) yaitu sebesar 32 persen.
Sebagai tanggapan, Pemerintah Indonesia mengambil pendekatan diplomatik melalui negosiasi bilateral dengan mengirim delegasi tingkat tinggi ke AS.
Dari mancanegara, pasar saham AS Wall Street terpukul sejak pengumuman tarif besar-besaran oleh Trump pada Rabu (2/4) malam, yang mencakup seluruh impor ke AS serta tarif lebih tinggi terhadap mitra dagang utama.
Komentar