ECONOMIC ZONE - Bank DBS Indonesia, melalui dukungan DBS Foundation, mengalokasikan dana sebesar SGD 9 juta atau lebih dari Rp100 miliar dalam kurun waktu tiga tahun. Dana ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan kelompok masyarakat rentan di Indonesia, termasuk perempuan, petani kecil, kaum muda, dan penyandang disabilitas. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen DBS Group yang sebelumnya telah mengumumkan pengalokasian SGD 1 miliar selama 10 tahun untuk mendukung komunitas rentan.
Dalam peresmian kerja sama strategis ini, hadir Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia Lim Chu Chong, Head of Group Strategic Marketing & Communications Mona Monika, Women's Rights and Inclusion Director The Asia Foundation Renata Arianingtyas, Executive Director Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial Tunggal Pawestri, serta Director of Government Affair Dicoding Indonesia Mutiara Arumsari.
“Di Bank DBS, kami berkomitmen untuk menjadi ‘Best Bank for a Better World’. Melalui pilar keberlanjutan Impact Beyond Banking, kami bermitra dengan The Asia Foundation, Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial, dan Dicoding guna menciptakan dampak yang signifikan bagi generasi masa depan Indonesia,” ujar Lim Chu Chong.
Kerja sama ini melibatkan tiga program utama yang dirancang untuk mengatasi tantangan sosial di berbagai wilayah:
SHE CAN (Accelerating Financial Inclusion for Marginalised Women)
Dilaksanakan bersama The Asia Foundation selama tiga tahun (2024-2027), program ini bertujuan meningkatkan literasi keuangan dan kewirausahaan bagi 80.000 perempuan marjinal di Kalimantan Barat.
FEAST (Flores Empowerment for Agricultural Sustainability and Transformation)
Dalam kolaborasi dengan Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial, program ini berfokus pada pemberdayaan 28.000 petani kecil di Nusa Tenggara Timur (50% di antaranya perempuan). Selama periode 2025-2028, inisiatif ini akan memperkenalkan sistem pertanian berkelanjutan dan meningkatkan ketahanan pangan keluarga.
Coding Camp
Bersama Dicoding, program ini dirancang untuk meningkatkan literasi digital melalui pelatihan coding gratis dan pengembangan soft skill bagi 130.000 pelajar SMK dan mahasiswa, termasuk penyandang disabilitas, selama dua tahun (2024-2026).
Ketimpangan sosial masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Menurut data Kementerian Sosial (2022), Indeks Inklusivitas Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, berada di peringkat 125 dunia. Kondisi ini diperburuk oleh tingkat kerawanan pangan di wilayah timur Indonesia, seperti Nusa Tenggara Timur, yang mencapai 14,68% pada tahun 2023.
Untuk menjawab tantangan ini, DBS Foundation fokus pada penyediaan kebutuhan dasar (essential needs) dan peningkatan inklusi (fostering inclusion).
“Setiap program DBS Foundation dirancang untuk memenuhi kebutuhan mendesak sekaligus membuka akses inklusi bagi masyarakat rentan. Dengan demikian, kami menciptakan fondasi yang kuat untuk perubahan jangka panjang,” ujar Mona Monika, Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia.
Sejak didirikan pada 2014, DBS Foundation telah menyalurkan dana hibah senilai SGD 2,28 juta kepada wirausaha sosial dan UMKM di Indonesia. Tahun 2023, empat wirausaha sosial (Plana, Nafas, Liberty Society, dan Magalarva) menerima hibah Rp8,2 miliar untuk mengatasi masalah lingkungan dan sosial, seperti polusi udara dan pemberdayaan perempuan.
Dengan visi untuk menciptakan dunia yang lebih baik, DBS Foundation meningkatkan komitmennya pada 2023 dengan pendanaan SGD 1 miliar selama 10 tahun. Komitmen ini diharapkan menciptakan dampak positif yang melampaui batas generasi.
Komentar