ECONOMIC ZONE - JP Morgan Indonesia menilai pasar keuangan nasional masih menjadi magnet bagi investor meski diwarnai berbagai dinamika politik dan sosial. Fondasi ekonomi Indonesia diyakini tetap kuat hingga akhir 2025.
CEO & Senior Country Officer JP Morgan Indonesia, Gioshia Ralie, menjelaskan bahwa gelombang unjuk rasa yang muncul belakangan ini tidak mengurangi ketertarikan investor asing. Menurutnya, pemerintah dinilai mampu mengelola aspirasi publik dengan baik sehingga stabilitas tetap terjaga.
“Investor sekarang sudah semakin dewasa, memahami apa yang terjadi di Indonesia maupun kawasan. Aksi protes memang ada, namun sejauh ini berlangsung lebih tertib,” ujar Gioshia dalam Media Briefing JP Morgan Indonesia di Jakarta, Kamis (4/9/2025).
Ia menambahkan, langkah pemerintah dalam meredam situasi terkini cukup efektif sehingga investor asing tetap percaya diri menanamkan modalnya. Bahkan, sejumlah investor dari AS, Inggris, Hong Kong, dan Kanada telah melakukan pemantauan langsung di lapangan dan tetap optimistis bahwa kondisi akan segera membaik.
“Kalau sampai terjadi aksi anarkis tentu menimbulkan sentimen negatif. Namun, ketika aspirasi masyarakat direspons cepat, justru kepercayaan pasar meningkat,” jelasnya.
Meski begitu, Gioshia menekankan pentingnya konsistensi pemerintah dalam menindaklanjuti tuntutan publik, termasuk soal penghapusan tunjangan rumah DPR dan penindakan kasus anggota Brimob. Respons konkret dinilai akan semakin memperkuat sentimen positif pasar.
Dari sisi kebijakan fiskal, JP Morgan melihat rancangan APBN 2026 mampu menjaga keseimbangan antara disiplin anggaran, pembiayaan program strategis, investasi jangka panjang, serta dorongan konsumsi masyarakat.
Proyeksi pertumbuhan PDB 2026 diperkirakan mencapai 5,4%, lebih tinggi dibanding outlook 2025 yang hanya 4,7–5,0%. Pendapatan fiskal juga diproyeksikan naik 9,8% secara tahunan, jauh melampaui outlook 2025 yang hanya 0,5%. Di sisi lain, defisit anggaran diprediksi turun menjadi 2,48% dari PDB pada 2026, dibanding 2,78% pada 2025.
Menurut Gioshia, optimisme ekonomi juga sejalan dengan tekad Presiden Prabowo Subianto dalam memberantas korupsi, mendorong reformasi birokrasi, serta efisiensi belanja pemerintah dan BUMN. Prabowo disebut berkomitmen mewujudkan pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan melalui pengelolaan sumber daya alam serta percepatan program prioritas.
“Rancangan APBN yang baru diumumkan semakin menguatkan optimisme pasar karena mampu menyeimbangkan dorongan pertumbuhan dengan kedisiplinan fiskal,” pungkas Gioshia.
Komentar