ECONOMIC ZONE - Beragamnya pilihan dan destinasi liburan, perlu dicermat dalam mengelola keuangan agar dapat berlibur dengan nyaman. Memahami hal tersebut, Bank DBS Indonesia menggelar program digibank by DBS ‘Live & Learn’ yang bertujuan untuk memajukan literasi dan inklusi finansial dalam masyarakat, diantaranya kepada komunitas MAMS (Mama Anak Makin Seru) binaan Traveloka Xperience. Mengusung topik ‘Traveling Sekeluarga Anti-Boncos’, acara ini menghadirkan pakar keuangan agar para ibu dapat mengelola budget liburan lebih tepat.
Data oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) pada paruh pertama 2023 di Indonesia mencapai 433,57 juta perjalanan, meningkat 12,57 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022. Selama Januari-April 2023, jumlah penumpang domestik mencapai 19,2 juta orang dan jumlah penumpang internasional sebanyak 4,4 juta orang, masing-masing melonjak 32,84 persen dan 564,12 persen dibanding tahun sebelumnya.
Mengatur budget liburan gampang-gampang susah, ditambah dengan banyaknya kebutuhan prioritas hidup. Berikut beberapa cara cerdik yang bisa kamu lakukan dalam mengelola dana liburan: Siapkan "dompet khusus" untuk perjalananmu, atur cashflow, dan ubah transaksi jadi cicilan untuk amankan rencana masa depan. Utamakan keamanan dalam bertransaksi selama perjalanan dankKendali penuh instan dalam 1 aplikasi.
Head of Digital Banking PT Bank DBS Indonesia Erline Diani mengatakan, “Kami melihat bahwa kembali tumbuhnya perjalanan dan mobilitas masyarakat baik secara domestik maupun mancanegara merupakan pertanda bahwa kondisi ekonomi sudah semakin membaik. Oleh karena itu, digibank by DBS hadir sebagai perbankan digital dengan fitur yang komprehensif (full-fledged digital banking) sehingga nasabah dapat menjalani hidup yang lebih bermakna tanpa perlu dirumitkan oleh urusan perbankan atau ‘Live more, Bank less’.
Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen, naik dibanding tahun 2019 yang hanya 38,03 persen. Sementara indeks inklusi keuangan tahun ini mencapai 85,10 persen meningkat dibanding periode SNLIK sebelumnya di tahun 2019 yaitu 76,19 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa jarak antara tingkat literasi dan tingkat inklusi semakin menurun, dari 38,16 persen di tahun 2019 menjadi 35,42 persen pada 2022. Hasil menggembirakan lainnya dari sisi gender, untuk pertama kalinya, indeks literasi keuangan perempuan lebih tinggi yakni sebesar 50,33 persen dibanding laki-laki yaitu 49,05 persen. Hal ini tidak terlepas dari upaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menjadikan perempuan sebagai sasaran prioritas dalam arah strategis literasi keuangan.
Menyikapi perkembangan literasi keuangan masyarakat, Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika mengatakan, “Sebagai bank dengan tujuan positif atau purpose-driven bank, kami berkomitmen untuk memberikan edukasi literasi dan inklusi finansial kepada masyarakat sejalan dengan agenda pemerintah. Pada intinya, literasi keuangan bukan hanya sebuah kemampuan, namun sebuah alat yang diperlukan sehingga individu dapat mengatur keuangannya. Dengan memahami kondisi finansialnya, masyarakat dapat membuat keputusan yang terinformasi, membangun pondasi yang kuat, menavigasi transisi kehidupan, dan melindungi diri terhadap fraud atau penipuan sehingga nasabah dapat menata keuangan yang aman untuk masa depan dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang positif.”
Komentar