ECONOMIC ZONE - Pasar global terus bergejloak seiring meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, dengan indeks saham AS mengalami penurunan tajam.
S&P 500 turun 1,6% menjadi 4.982,8, sementara Nasdaq merosot 2,2% ke angka 15.267,9.
Pemerintah AS telah mengonfirmasi kenaikan tarif yang signifikan pada impor Tiongkok, meningkatkan total beban tarif menjadi 104% efektif mulai 9 April 2025.
Kenaikan ini mencakup tambahan tarif sebesar 50% di atas tarif timbal balik sebelumnya sebesar 34% dan bea masuk rata-rata sekitar 20%. Keputusan ini diambil setelah Tiongkok melakukan pembalasan dengan menerapkan tarif sebesar 34% pada barang-barang Amerika, yang mendorong Presiden Trump untuk mengambil langkah lebih jauh dalam konflik perdagangan yang semakin memanas antara dua ekonomi terbesar dunia.
Perkembangan di pasar AS semalam dapat memberikan dampak besar pada pasar regional, termasuk Indonesia.
Pada hari Selasa, Rupiah ditutup pada level IDR16.865 setelah Bank Indonesia melakukan intervensi agresif di pasar luar negeri maupun domestik untuk menstabilkan mata uang.
Mata uang negara pengekspor komoditas lainnya—seperti Ringgit Malaysia, Dolar Australia, dan Dolar Kanada—juga mengalami depresiasi akibat eskalasi perang dagang ini.
Para investor tetap waspada di tengah kekhawatiran yang meningkat bahwa konflik berkepanjangan ini dapat memicu gangguan ekonomi yang lebih luas di seluruh dunia.
*Market Indicator*
JCI: 5,996.14 (-7.90%)
EIDO: 14.36 (-5.21%)
DJIA: 37,645.59 (-0.84%)
FTSE100: 7,910.53 (2.71%)
USD/IDR: 16,891.00 (0.41%)
10yr GB yield: 7.08 (1.09bps)
Oil price: 59.58 (-1.85%)
Foreign net purchase: -3,874.84bn
*Foreign net purchase on single stocks (HOTS screen #0141)*
TOP BUY: BBNI, TPIA, ASII, INDF, GOTO
TOP SELL: BMRI, BBRI, BBCA, UNTR, ADRO
*Most actively traded stocks (HOTS screen #0102)*
BBCA, BMRI, BBRI, TLKM, BBNI
*RUIS +6,52%.* Tahun 2024, PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) membukukan pendapatan Rp2,1 triliun, tumbuh 20% YoY, namun laba bersihnya turun 6,6% YoY menjadi Rp13,3 miliar.
*SMGR -14,71%.* PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) telah melakukan transaksi pengalihan kepemilikan sebanyak 3,4 miliar lembar saham atau 51,2% di Harga Rp100 per saham kepada PT Biro Klasifikasi Indonesia.
*MDKA -14,68%.* PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) membukukan rugi bersih sebesar USD55,7 juta, melonjak 169,9% YoY sepanjang 2024.
Padahal, pendapatan konsolidasi perseoran naik 31% YoY menjadi sebesar USD2,2 miliar.
*DKFT -14,61%.* Sepanjang tahun 2024, PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) meraih lompatan laba bersih sebesar Rp366,2 miliar atau 484,4% YoY. Kenaikan tersebut sejalan dengan pendapatan perseroan menjadi Rp1,5 triliun.
*MEDC -5,36%.* Menindaklanjuti pengumuman sebelumnya, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) telah menyiapkan dana seniai USD50 juta untuk buyback, yang akan dilanjutkan mulai 8 April 2025.
*IHSG Daily, 5,996,14 (-7.90%), consolidation, daily trading range 5,935 – 6,003. Critical level di 5,899.*
IHSG diperkirakan sementara konsolidasi pada downtrend jangka menengah yang relatif kuat (r-squared = 0.8834) sejak 137 hari perdagangan terakhir. Saat ini bergerak dalam rentang +/-1.57 std.deviasi dari center line dan berada di bawah lower line .
Pergerakan tidak normal saat ini sekitar 11.66% atau sekitar 16 bar chart dan berada dalam fase netral dengan potensi koreksi mulai terbatas.
Indikator MFI Optimized di masih di overbought area, indikator RSI Optimized masih dalam momentum turun, indikator W%R Optimized relatif netral dan indikator CMO Optimized dalam momentum turun.
*MAPI Daily, 1,150 (-14.81%), buy on weakness, TP 1,215 (+5.65%), daily trading range 1,140 – 1,215. Cut loss level di 1.130.*
Koreksi diperkirakan sementara mulai terbatas pada downtrend jangka menengah namun tidak relatif kuat (r-squared = 0.6605) sejak 135 hari perdagangan terakhir.
Saat ini bergerak dalam rentang +/-0.95 std.deviasi dari center line dan berada di bawah lower line . Pergerakan tidak normal saat ini sekitar 33.95% atau sekitar 46 bar chart Volume transaksi diatas rata-rata.
Indikator MFI Optimized di overbought area, indikator RSI Optimized netral, indikator W%R Optimized relatif netral dan indikator CMO Optimized menujukkan momentum positif.
*AKRA Daily, 970 (-11.42%), buy on weakness, TP 1,030 (+6.19%), daily trading range 935 – 1,000. Cut loss level di 925.*
Harga konsolidasi cenderung menguat pada downtrend channnel jangka panjang pada pergerakan harian yang relatif kuat (r-squared = 0.8221) sejak 250 hari perdagangan terakhir dan bergerak normal dalam rentang +/-1.35 std.deviasi dari centerline. Harga keluar dari pergerakan normal sekitar 11.79% (sekitar 29 bar chart).
Volume transaksi diatas rata-rata. Indikator MFI Optimized ,indikator RSI Optimized oversold area, indikator W%R Optimized dan indikator CMO Optimized di oversold area.
*ICBP Daily, 9,700 (-4.66%), buy on weakness, TP 10,100 (+4.12%), daily trading range 9,625 – 9,925. Cut loss level di 9,500.*
Harga konsolidasi cenderung menguat pada downtrend channnel jangka menengah pada pergerakan harian yang relatif kuat (r-squared = 0.7989) selama 126 hari perdagangan terakhir dan bergerak normal dalam rentang +/-1.27 std.deviasi dari centerline.
Harga keluar dari pergerakan normalnya sekitar 20.11% (sekitar 25 bar chart). Volume transaksi diatas rata-rata.
Indikator MFI Optimized ,indikator RSI Optimized oversold area, indikator W%R Optimized dan indikator CMO Optimized di oversold area.
*INDY Daily, 1,000 (-14.89%), buy on weakness, TP 1,190 (+19.00%), daily trading range 975 – 1,060.Cut loss level di 960.*
Harga konsolidasi cenderung menguat pada downtrend channnel pendek pada pergerakan harian yang relatif kuat (r-squared = 0.8798) selama 53 hari perdagangan terakhir dan bergerak normal dalam rentang +/-1.56 std.deviasi dari centerline.
Harga keluar dari pergerakan normalnya sekitar 12.02% (sekitar 6 bar chart). Volume transaksi diatas rata-rata.
Indikator MFI Optimized ,indikator RSI Optimized oversold area, indikator W%R Optimized dan indikator CMO Optimized di oversold area.
*Picking up the pieces as seasonal demand push prices higher*
Sesuai ekspektasi, inflasi IHK Indonesia pada Maret naik 1,65% MoM, membalikkan deflasi Februari sebesar -0,48% MoM. Kenaikan terjadi secara luas, dengan harga yang diatur pemerintah naik 6,53% MoM, harga pangan bergejolak naik 1,96% MoM, dan inflasi inti mencatat kenaikan moderat sebesar 0,24% MoM.
Secara tahunan, inflasi berbalik naik menjadi 1,03% YoY setelah turun -0,09% YoY di Februari, terutama didorong oleh kenaikan harga pangan (+2,07% YoY) dan jasa perawatan pribadi (+8,71% YoY), sementara kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga masih menekan angka utama dengan penurunan -4,68% YoY.
Inflasi inti tetap stabil di 2,48% YoY, didukung kenaikan harga perhiasan emas, sementara inflasi sepanjang tahun berjalan tercatat sebesar 0,39%.
*End of electricity tariff discounts*
Normalisasi tarif listrik setelah berakhirnya diskon sementara menyumbang 1,16% terhadap inflasi utama.
Permintaan musiman selama Ramadan dan Idulfitri turut mendorong kenaikan harga, terutama pada bawang merah (+24,07% MoM), cabai rawit (+13,67% MoM), dan daging ayam ras (+1,64% MoM), sementara beras, gula, dan bawang putih juga mengalami kenaikan.
Gangguan pertanian akibat banjir dan serangan jamur di sentra produksi memperketat pasokan.
Di sisi lain, subsidi pemerintah membantu menahan kenaikan biaya transportasi, dengan tarif tiket pesawat turun 4,83% MoM, sehingga menahan sebagian tekanan inflasi.
Namun, tarif angkutan antarkota naik 7,61% MoM, yang sebagian menahan deflasi dalam sektor transportasi.
*Expecting inflationary pressures into year-end*
Menyusul lonjakan inflasi pada Maret, BI diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di 5,75% setidaknya hingga paruh pertama 2025 untuk menjaga stabilitas Rupiah dan mengendalikan ekspektasi inflasi.
Meskipun inflasi telah kembali ke wilayah positif, risiko dari pelemahan Rupiah dan tekanan eksternal seperti perubahan kebijakan perdagangan AS mendorong BI untuk tetap berhati-hati.
Tekanan musiman terhadap permintaan valas di kuartal kedua juga memperkuat alasan untuk mempertahankan kebijakan moneter netral, dengan ruang pelonggaran yang terbatas kecuali terjadi pelemahan global yang tajam.
Investment Information Team (invst.information@miraeasset.co.id)*
Komentar