ECONOMIC ZONE - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (“Bank Mandiri”) dan PT Bank DBS Indonesia (“Bank DBS Indonesia”) terpilih menjadi book runner dan lead arrangers untuk perjanjian kredit senilai USD33 juta untuk PT TBS Energi Utama Tbk (“TBS”) dalam sebuah club deal. Dana tersebut digunakan untuk mengakuisisi Asia Medical Enviro Services (“AMES”), sebuah perusahaan pionir dan terbesar yang berfokus pada penyediaan layanan limbah medis di Singapura. Hadir dalam seremoni club deal tersebut adalah Dicky Yordan (Presiden Direktur TBS), Susana Indah K. Indriati (Direktur Corporate Banking Bank Mandiri), dan Kunardy Darma Lie (Direktur Bank DBS Indonesia) dalam rangka mendukung TBS mencapai target netral karbon tahun 2030.
Sebagai perusahaan energi terintegrasi yang berpusat pada keberlanjutan (sustainability ), TBS memiliki layanan di sektor listrik, pertambangan, perkebunan, kendaraan listrik dan energi terbarukan. Dalam operasional bisnisnya, TBS, Bank Mandiri, dan Bank DBS Indonesia memiliki komitmen yang serupa, yakni berfokus untuk mengurangi emisi karbon dan berkontribusi pada transisi energi yang lebih hijau.
Dicky Yordan, Presiden Direktur TBS mengatakan, “Strategi perusahaan untuk mengakuisisi AMES merupakan sebuah langkah konkrit dan mengukuhkan komitmen kami untuk berkontribusi pada keberlanjutan, dan bagaimana TBS dapat secara signifikan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan seiring dengan tujuan Towards a Better Society 2030 (TBS2030). TBS juga akan melanjutkan berinvestasi di infrastruktur yang berkelanjutan, terbarukan seperti tata kelola sampah medis dan kendaraan listrik. Kami senang berkolaborasi dengan Bank Mandiri dan Bank DBS Indonesia, dan berharap kerja sama ini dapat memberikan kontribusi positif pada Indonesia yang lebih berkelanjutan.”
Sebagai Wholesale Banking terbesar di Indonesia dan Market Leader ESG di Indonesia, Bank Mandiri memiliki aspirasi untuk berperan aktif dalam mendukung tercapainya target keberlanjutan nasional dengan visi "Becoming Indonesia's Sustainability Champion for a Better Future”. Komitmen kuat ini diwujudkan melalui penyaluran Sustainable Financing yang telah mencapai sekitar 25% dari total kredit bank wide per Juni 2023. Bahkan khusus untuk green portofolio , Bank Mandiri telah menyalurkan Rp115 triliun atau 30% dari total Green Portfolio Indonesia, yang menjadikan bank pelat merah itu sebagai market leader di sisi penyaluran green portfolio.
Susana Indah K. Indriati, selaku Direktur Corporate Banking Bank Mandiri, menjelaskan, "Kami yakin bahwa peran industri keuangan sangat penting dalam mengakselerasi transisi bisnis menuju praktik yang lebih ramah lingkungan. Dengan customer base yang luas, Bank Mandiri terus memberikan dukungan penuh kepada nasabah dan menjadi bagian dari perjalanan transisi ke ekonomi rendah karbon, serta berupaya memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat."
Kunardy Lie, Direktur Bank DBS Indonesia mengatakan, “Bank DBS Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk mendukung nasabah di setiap langkahnya, tidak hanya dalam peningkatan bisnis, namun sekaligus memainkan peran untuk memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat. Misi kami menjadi Best Bank for a Better World yang diaplikasikan melalui tiga pilar kerja keberlanjutan, yakni Responsible Banking, Responsible Business Practice, dan Impact Beyond Banking, merupakan bukti penting bahwa agenda keberlanjutan terjahit di setiap daya dan upaya kerja kami.
Pada tahun 2020, DBS Group telah meluncurkan Sustainable and Transition Finance Framework untuk menjawab permintaan yang terus meningkat di bidang pembiayaan transisi di Asia. Kerja sama ini mengukuhkan keseriusan Bank DBS Indonesia dalam memfasilitasi transisi perusahaan menuju operasional bisnis yang lebih rendah karbon emisi. Kemampuan kami untuk mengurangi financial emissions merupakan bagian dari keberhasilan upaya dekarbonisasi nasabah kami, dan kami berkomitmen untuk mendampingi mereka selama proses tersebut."
Sebelumnya per Juli 2023 Bank DBS Indonesia mencatatkan pertumbuhan pendanaan sustainable financing sebesar Rp4 triliun atau naik 253% dari tahun lalu, yang mencakup penyaluran dana untuk sektor energi, real estate , manufaktur dan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Komentar