ECONOMIC ZONE - BANDUNG— PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Area 2 Bandung berhasil mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam jumlah penumpang pada semester I tahun 2025. Selama periode tersebut, sekitar 9,2 juta penumpang telah diangkut menggunakan rangkaian kereta komuter atau KA Lokal yang dioperasikan di wilayah ini.
VP Corporate Secretary PT KCI, Joni Martinus, menyampaikan bahwa pencapaian ini menunjukkan adanya kenaikan sekitar 19,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. "Raihan pada semester ini naik sekitar 19,3 persen dibandingkan dengan tahun lalu di semester I yang mencatatkan 7,7 juta penumpang," ujar Joni di Bandung, Jawa Barat, (9/7).
Joni juga menuturkan bahwa volume penumpang tertinggi selama semester I terjadi pada bulan April 2025, dengan jumlah penumpang mencapai 1,7 juta orang di wilayah operasi KCI Area 2 Bandung.
Dari sisi okupansi, KA Lokal (Commuter Line) Bandung Raya menjadi layanan dengan jumlah penumpang terbanyak, yakni melayani 5,1 juta orang atau rata-rata 28.600 penumpang per hari dari total 38 perjalanan setiap harinya. Selain itu, KA Lokal Walahar mengangkut sekitar 2,29 juta orang atau rata-rata 11 ribu penumpang per hari dari 10 perjalanan, sementara KA Lokal Garut melayani sekitar 1,4 juta penumpang atau rata-rata 8.200 penumpang per hari dari enam perjalanan.
"Komuter line Jatiluhur selama semester 1 ini kami melayani sekitar 557.000 orang atau rata-rata per hari sekitar 3.000 orang penumpang dari empat perjalanan per hari," tambah Joni.
Aktivitas naik turun penumpang tertinggi pada semester I tahun 2025 terjadi di Stasiun Bandung, dengan 1,2 juta orang yang bepergian dan 1,3 juta orang yang tiba. Stasiun Cikarang menyusul dengan sekitar 900 ribu penumpang, diikuti Stasiun Cicalengka dengan sekitar 800 ribu penumpang. "Lalu Stasiun Rancaekek yang mencatatkan 600-700 ribu orang, serta Stasiun Kiaracondong di angka 500 ribu orang lebih," ujarnya.
Joni menilai, peningkatan jumlah penumpang ini menandakan semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan Commuter Line sebagai solusi mobilitas atas tantangan kemacetan. "Kita melihat ini karena masyarakat menilai menggunakan Commuter Line selain murah karena subsidi, kemudian ramah lingkungan karena mengangkut dalam jumlah massal, dan tak kalah penting bebas macet. Ini yang membuat kenapa terjadi kenaikan," kata Joni.
Komentar