ECONOMIC ZONE - Para santri harus menguasai kecakapan digital untuk memajukan generasi muda Indonesia. Generasi muda di kalangan santri perlu terus meningkatkan kecakapan dan kompetensi digital dalam menghadapi tantangan dunia digital demi tercapainya Indonesia yang maju.
“Kita sangat membutuhkan semangat literasi digital saat ini karena media digital adalah sarana utama dalam proses belajar,” ujar K.H. Zarkasih Ishaq, salah satu pendiri Pondok Pesantren Miftahul Ulum Addiniyah, saat memberikan sambutan di acara Talkshow Literasi Digital yang diselenggarakan Forum Komunikasi Santri Indonesia (FOKSI) dalam rangka Peringatan Hari Santri Nasional 2024 dengan tema "Santri Berdaya Nusantara Berdigdaya Indonesia Maju," Jumat (18/10) di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Addiniyah, Jakarta Selatan.
AKBP Wadi Sa'bani, Wakil Direktur Pembinaan Masyarakat (Wadirbinmas) Polda Metro Jaya, mengingatkan para santri untuk berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Ia menekankan bahwa akses digital harus diimbangi dengan kesadaran dan kehati-hatian. Santri harus menjaga moralitas dan etika dalam dunia digital agar tidak terpengaruh oleh konten-konten negatif.
“Berhati-hatilah terhadap media sosial dan gadget kalian. Hindari konten yang tidak pantas dan bisa merusak akhlak. Bijaklah dalam bermedia sosial. Saya yakin niat kalian di sini adalah untuk mencari ilmu, karena di masa depan, kalian yang akan memikul tanggung jawab besar agar Indonesia bisa maju,” ucapnya.
Bambang Tri Santoso, Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan, yang mewakili Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, memaparkan program literasi digital yang telah berjalan selama 10 tahun. Ia menyampaikan berbagai tantangan dan peluang dalam transformasi digital, termasuk ancaman siber, kesenjangan digital, dan kebutuhan talenta.
“Kita menyadari adanya tiga tantangan besar: ancaman siber, kesenjangan digital, dan kebutuhan talenta. Serangan dari judi online juga menjadi ancaman darurat bagi bangsa ini. Kunci untuk memaksimalkan potensi Indonesia adalah penguasaan teknologi digital yang tepat, didukung komitmen kuat, serta penggunaan teknologi yang cerdas dan aman,” jelas Bambang.
Ia juga menambahkan bahwa bonus demografi, seperti santri-santri ini, adalah harapan masa depan Indonesia. Oleh karena itu, santri perlu mempersiapkan diri agar lebih kompeten sejak sekarang.
Wulan Sari, Ketua Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI PB PMII), mengungkapkan kiat-kiat agar para santri bisa menjadi berdaya, seperti meningkatkan kompetensi, integritas, dan spiritualitas.
“Santri harus resourceful dan percaya diri. Dua hal ini menjadi modal besar dalam semangat meningkatkan kompetensi kalian. Ambil peluang dari mana pun, manfaatkan, dan maksimalkan, sehingga kita menjadi berdaya,” tegasnya.
Kegiatan Talkshow Literasi Digital Peringatan Hari Santri Nasional ini merupakan bagian dari program "Indonesia Makin Cakap Digital" yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), dihadiri oleh sekitar 1.000 santri Pondok Pesantren Miftahul Ulum Addiniyah.
Komentar