ECONOMIC ZONE - September, inflasi Indonesia terus menurun, sesuai ekspektasi. Inflasi Indonesia berada pada 2,28% YoY, menurun signifikan dari 3,27% YoY pada bulan Agustus. Meskipun sedikit di atas proyeksi kami yang sebesar 2,16%, inflasi tersebut merupakan yang terendah dalam 19 bulan terakhir. Penurunan signifikan ini dipengaruhi oleh efek high base dari bulan September 2022 ketika inflasi melonjak menjadi 5,95% YoY akibat kenaikan harga BBM bersubsidi. Perlu dicatat bahwa inflasi di Indonesia cukup terkendali, turun lebih cepat dari yang diharapkan.
- Food price dominates September’s inflation. Namun demikian kami memandang bahwa volatilitas harga pangan, terutama beras, serta kenaikan harga minyak dunia merupakan risiko utama yang memiliki dampak terhadap inflasi di dalam negeri. Pemicu utama inflasi pada bulan September adalah kenaikan harga pangan. Selain itu, penyesuaian harga minyak non-subsidi juga berdampak lumayan besar. Tingkat inflasi untuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau meningkat menjadi 4,17% YoY, tertinggi dalam empat bulan terakhir.
- Core inflation outperforms expectations. Tingkat inflasi inti yang sangat diperhatikan oleh BI mencapai target bawah, yaitu 2,0% YoY (dibandingkan dengan 2,18% YoY pada bulan Agustus), di bawah ekspektasi kami sebesar 2,1% YoY. Perkembangan ini memberikan ruang bagi BI untuk mempertahankan suku bunga kebijakan pada level 5,75%. Sementara itu, BI akan terus melakukan kebijakan stabilisasi untuk menjaga stabilitas Rupiah. Proyeksi inflasi kami pada akhir tahun 2023 tetap sebesar 2,55% YoY, dengan tingkat BI diperkirakan akan tetap tidak berubah pada 5,75%.
(tim riset miraeasset)
Komentar