ECONOMIC ZONE -
Menutup tahun buku 2017, perolehan laba bersih PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF mencapai Rp 397 miliar. Laba bersih tersebut meningkat 25,2 % dibanding pencapaian 2016 yang sebesar Rp 317 miliar. Total pendapatan SMF selama 2017 juga naik, menembus nilai Rp 1,1 triliun, lebih baik lebih dibanding sebelumnya yang sebesar Rp 979,8 triliun. Penyumbang terbesar terhadap total pendapatan adalah penyaluran pinjaman kepada penyalur kredit perumahan rakyat (KPR)yang nilainya Rp 870,2 miliar.
Nilai dana dari pasar modal ke penyalur KPR di sektor pembiayaan perumahan melalui transaksi sekuritisasi dan penyaluran pinjaman mencapai Rp 8,24 triliun pada tahun 2017. Terjadi peningkatan 15,4% dibanding tahun 2016 sebesar Rp 7,14 triliun. Hal tersebut diungkapkan Direktur Utara SMF Ananta Wiyogo dalam paparan kinerja perusahaan tahun 2017.
Secara kumulatif total akumulasi dana yang dialirkan SMF (2005 – 2017) kepada sektor pembiayan perumahan mencapai Rp 35,632 triliun. Dana tersebut dalam bentuk kegiatan sekuritisasi mencapai Rp 1 triliun sedangkan penyaluran pinjaman sebesar Rp 7,24 triliun. Adapun posisi total aset SMF hingga akhir 2017 mencapai Rp 15,66 triliun. Jumah tersebut meningkat 19,35% dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp 13,12 triliun. Sedangkan penyaluran pinjaman per 31 Desember 2017 mencapai sebesar Rp 11,102 triliun, angka tersebut meningkat 33,4% dibanding tahun 2016 sebesar Rp 8,320 triliun.
Kedepan, PT SMF akan memfokuskan diri pada peningkatan pembiayaan KPR ke wilayah timur Indonesia. Selama ini, sebagian besar debitur SMF berada di wilayah barat. Target SMF pada 2018 bisa menyalurkan pembiayaan KPR dengan total nilai 846 ribu debitur dengan komposisi 76% pinjaman dan 24% sekuritisasi.
Untuk itu, SMF bersinergi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rayat (PUPR) dan Asosiasi Bank Daerah (Asbanda) merilis Standar Prosedur Operasional (SPO) Kredit Pemilikan Rumah Bank Pembangunan Daerah (KPR BPD) dan SPO Kredit Modal Kerja Konstruksi Perumahan (KMK KP) kepada seluruh BPD di Indonesia. Hal itu bertujuan untuk mendukung pengembangan kapasitas penyaluran KPR oleh BPD.
SMF juga melakukan pendampingan serta pelatihan peningkatan kapasitas penyaluran KPR baik secara kolektif maupun ekslusif kepada seluruh BPD. Langkah tersebut dilakukan demi merealisasikan pengelolaan KPR yang efektif dan efisien, sekaligus meningkatkan penyaluran KPR di seluruh daerah di Indonesia.(EH)
Komentar