ECONOMIC ZONE -JAKARTA, 18 OKTOBER 2024. PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) memanfaatkan momentum perayaan ulang tahun ke-28 untuk menegaskan kembali komitmen terhadap program keberlanjutan. Salah satunya dengan mewujudkan Zero Waste to Landfill atau tak ada sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Di hadapan sekira 4.000 karyawan dan keluarganya yang hadir di perayaan HUT XL Axiata ke-28 di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Sabtu (12/10) lalu, manajemen XL Axiata menegaskan komitmen perusahaan dalam pengelolaan sampah.
Direktur & Chief Enterprise Business and Corporate Affairs Officer XL Axiata, Yessie D. Yosetya, mengatakan, “Zero Waste to Landfill bukan sekadar slogan, melainkan sebuah langkah nyata XL Axiata dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan mengurangi jejak karbon. Melalui inisiatif ini, XL Axiata menegaskan komitmennya untuk menjaga bumi dengan bertanggung jawab. Oleh karena itu, kami mengajak seluruh yang hadir untuk ikut serta dalam proses pemilahan sampah menjadi beberapa kategori, seperti organik, non-organik, dan plastik, yang kemudian diproses secara terpisah untuk didaur ulang atau diolah menjadi RDF (Refuse Derived Fuel), karena setiap langkah kecil menuju keberlanjutan sangatlah berarti bagi masa depan kita bersama untuk Bumi #JadiLebihBaik.”
Selama acara HUT XL Axiata berlangsung, bekerjasama dengan Waste4Change, sebuah perusahaan yang menyediakan layanan pengolahan sampah. Dengan melakukan pengelolaan sampah secara baik, XL Axiata berharap seluruh sampah yang dihasilkan dari acara perayaan HUT XL Axiata ini tidak berakhir di TPA.
Sebagai gambaran, guna memungkinkan proses daur ulang yang lebih efisien. sampah dari acara HUT XL Axiata tersebut dipilah menjadi tiga kategori yaitu, organik, non-organik, dan plastik. Waste4Change sendiri memiliki fasilitas pemulihan material untuk memastikan seluruh sampah yang dihasilkan dapat diolah dengan baik sesuai dengan kategorinya. Kemudian, residu dari sampah tersebut diubah menjadi RDF yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara.
Hasil dari program ini menunjukkan bahwa kerja sama kedua pihak pada acara HUT XL Axiata ke-28 berhasil mengelola sekitar 1,2 ton sampah. Sampah-sampah tersebut terdiri dari kertas 31%, plastik 28%, residu 38%, dan organik 2%.
Dari total 1,2 ton sampah acara HUT Axiata tersebut, sebanyak 60% di antaranya kemudian bisa didaur ulang, termasuk gelas, logam, plastik, dan kertas. Sebanyak 2% sampah organik diolah melalui kompos, dan 38% residu diubah menjadi RDF. Secara total, telah menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah, yaitu 1.297 kg CO2 eq/event.
“Berkat pengolahan yang efektif, seluruh sampah yang dihasilkan di acara ini tidak berakhir di TPA. Dengan kata lain, misi kita untuk Zero Waste to Landfill telah terealisasi. Berarti pula, Inisiatif ini berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 3.605 kg CO2 eq/event, setara dengan menanam hampir 150 pohon. Langkah ini menunjukkan kontribusi nyata XL Axiata dalam mendukung target global untuk menekan perubahan iklim. Hal ini merupakan pencapaian besar, mengingat rata-rata acara dengan jumlah peserta serupa menghasilkan sampah yang setara dengan 4.902 kg CO2 eq/event,” lanjut Yessie.
Sementara itu, Lead Marketing & Event Partnership Waste4Change, Pandu Priyambodo menyampaikan, “Waste4Change mengapresiasi inisiatif XL Axiata dalam mengelola sampah di acara HUT XL Axiata ke-28. XL Axiata adalah perusahaan telekomunikasi pertama yang berkolaborasi dengan Waste4Change dalam mengimplementasikan #ZeroWastetoLandfill dengan Responsible Event Waste Management. XL Axiata membuktikan bahwa perusahaan dapat menyelenggarakan acara besar sambil tetap memperhatikan lingkungan. Kami berharap inisiatif ini bisa menginspirasi lebih banyak perusahaan untuk menerapkan praktik pengelolaan sampah acara secara bertanggung jawab”.
Inisiatif pengelolaan sampah secara baik pada acara ini telah XL Axiata terapkan di kantor XL Axiata, baik kantor pusat maupun kantor di berbagai kota. Karyawan juga secara aktif dilibatkan dalam upaya pengurangan jejak karbon, seperti melalui program Green Office yang telah berjalan dalam beberapa tahun terakhir. Program ini meliputi pengelolaan limbah secara bertanggung jawab, pengurangan penggunaan kertas, serta upaya efisiensi energi di gedung-gedung perusahaan.
Melalui langk
Komentar