ECONOMIC ZONE - IHSG ditutup flat kemarin setelah pengumuman bank sentral Indonesia yang menaikkan BI7DRR sebesar 25 bps menjadi 5,50%, sesuai dengan perkiraan konsensus. BBRI, ASII dan BANK mengangkat IHSG, sementara BBCA, BYAN, dan TLKM menyeret indeks. Investor asing melakukan pembelian bersih IDR314bn, terutama pada BBRI, ITMG, dan SMGR.
Bursa AS turun lebih dari 1% setelah Leading Economic Index dari Conference Board turun 1% pada November (perkiraan: -0,5%), menandakan resesi akan terjadi di tahun 2023. Penurunan indeks terjadi di hampir semua sektor, mulai dari pasar tenaga kerja, manufaktur, hingga perumahan, yang mencerminkan tantangan terhadap pertumbuhan ekonomi. Karena the Fed mempertahankan kampanye suku bunga tinggi lebih lama, pasar memperkirakan resesi AS akan terjadi pada 1H23. Harga minyak mentah AS relatif stabil di USD78.1/barel setelah berita bahwa persediaan AS menyusut 5,9 juta barel pekan lalu.
Kenaikan suku bunga BI kemarin dimaksudkan untuk meredam inflasi yang dipicu impor di tengah pelemahan Rupiah dan ketidakpastian ekonomi global yang tinggi. BI juga menegaskan agenda pro-stabilitas dan pro-pertumbuhan dalam keputusan moneternya. Beberapa bauran kebijakannya antara lain: intervensi di pasar valas untuk menstabilkan Rupiah dengan transaksi spot, pembelian/penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder, penerbitan operasi moneter valas baru untuk mendorong penempatan Dana Hasil Ekspor (DHE) di bank dalam negeri, dan insentif GWM mulai 1 April 2023. Sementara itu, dalam sebuah konferensi kemarin, pemangku kepentingan di bidang energi mengatakan bahwa bahan bakar fosil akan tetap menjadi sumber energi utama di tengah upaya mencapai net zero emission. Bahan bakar fosil (batubara, minyak mentah, dan gas) masih akan menyumbang hampir 70% sumber energi Indonesia dibandingkan dengan energi terbarukan hingga tahun 2050.
Market Indicator
JCI: 6,824.43 (+0.06%)
EIDO: 22.45 (-1.19%)
DJIA: 33,027.49 (-1.05%)
FTSE100: 7,469.28 (-0.37%)
USD/IDR: 15,583 (-0.03%)
10yr GB yield: 6.93 (+0.1bps)
Oil Price: 77.49 (-1.02%)
Foreign net purchase: IDR314.2bn
Foreign net purchase on single stocks (HOTS screen #0141)
TOP BUY: BBRI, ITMG, SMGR, ADMR, UNTR
TOP SELL: BBCA, TLKM, BMRI, BBNI, BBTN
Most actively traded stocks (HOTS screen #0102)
CASA, BBCA, BBRI,
Research Team (research@miraeasset.co.id) Saryanto, Handiman Soetoyo
Actual Forecast Previous
USD GDP (QoQ) (Q3) 3.2% 2.9% 2.9%
USD GDP Price Index (QoQ) (Q3) 4.4% 4.3% 4.3%
*FILM +0.96%, PT MD Pictures Tbk kuartal III/2022, FILM telah membukukan pendapatan sebesar IDDR382.36 miliar, tumbuh 108.93 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar IDR183.0 miliar.
*HITS +3.44%, PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk terus menambah jumlah armada kapal di tahun ini. Sampai dengan Desember 2022 HITS menggelontorkan dana hingga USD15.30 juta untuk menambah tiga kapal. Perincian tiga kapal itu ialah, satu kapal Harbour Tug 2000 HP senilai USD5.85 juta, satu kapal methanol tanker senilai USD3.45 juta, dan satu kapal methanol tanker senilai USD6 juta.
*WSKT +2.77%, PT Waskita Karya Tbk berhasil meningkatkan nilai kontrak baru dengan total IDR13.70 triliun hingga November 2022. Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu per bulan November yaitu sebesar IDR13.46 triliun.
*ASLC +1.62%, PT Autopedia Sukses Lestari Tbk menargetkan penjualan mobil sekitar 3500 sampai dengan 4000 unit di tahun 2023. Jumlah penjualan ini meningkat 75% sampai 100% dibandingkan target penjualan tahun ini sebanyak 2000 unit.
*TMAS -2.25%, PT Temas Tbk ex deviden IDR52.28
*DILD -1.18%, PT Intiland Development Tbk terkendala terkait pelaporan kepada pihak kepolisian atas tuduhan penyerobotan lahan milik warga di kawasan Pluit, Jakarta Utara.
*UNIQ -1.63%, Surya Fajar Sekuritas mendapatkan IDR20.46 miliar. Dana taktis itu, didapat dari divestasi 163.74 juta saham PT Ulima Nitra Tbk. Transaksi penjualan terjadi pada harga pelaksanaan IDR125 per lembar.
Technical Insight by Tasrul (tasrul@miraeasset.co.id)
- IHSG Daily, 6,824.43 (+0.06%), consolidation, daily trading range 6,773 – 6,855, critical level di 6,660. Indikator MFI optimized, indikator RSI optimized dan indikator W%R optimized masih cenderung bergerak naik namun mulai terbatas. Indeks ini berada di bawah center line pada Bollinger Bands Optimized. Pada periode weekly koreksi indikator MFI optimized, indikator RSI optimized dan indikator W%R optimized mulai bergerak naik.
- ADRO Daily, 3,930 (+0.26%), trading buy, TP 3,980, daily trading range 3,880 – 3,970, cut loss level di 3,870. Indikator MFI optimized relatif flat, indikator RSI optimized dan W%R optimized masih cenderung bergerak naik. Harga saat ini di atas center line pada Bollinger Bands Optimized.
- BNGA Daily, 1,190 (0.00%), trading buy, TP 1,210, daily, trading range 1,180 – 1,200, cut loss level di 1,160. Indikator MFI optimized, indikator RSI optimized dan indikator W%R optimized koreksi terbatas dengan kecenderungan menguat. Harga masih di atas center line pada Bollinger Bands Optimized.
- BIPI Daily, 162 (+0.062%), trading buy, TP 188, daily trading range 158 – 167, cut loss level di 154. Indikator MFI optimized sudah berada di oversold area, indikator RSI optimized dan indikator W%R optimized berpotensi menguat. Harga masih di bawah center line pada Bollinger Bands Optimized.
Daily Write Up
Macro Update - December policy rate: Stays the course on stability by Rully Arya Wisnubroto (rully.wisnubroto@miraeasset.co.id)
- Expecting policy rate hikes to continue in 1H23. BI memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 5,50% sesuai ekspektasi, serta suku bunga Deposito dan Lending Facility, juga sebanyak 25bps masing-masing menjadi 4,75% dan 6,25% pada Rapat Dewan Gubernur terakhir untuk tahun ini. Kebijakan moneter BI akan tetap fokus pada stabilitas ekonomi, terutama menurunkan ekspektasi inflasi untuk menjaga inflasi inti dalam target 3±1%. Kami perkirakan kenaikan suku bunga kebijakan BI akan berlanjut di 1H23.
- Market volatility will remains as global central banks still focus to fight inflation. Volatilitas masih tinggi, meskipun Rupiah menguat bulan ini. Rupiah ditutup pada IDR15.583 vs USD kemarin (terapresiasi 0,9% MTD, atau terdepresiasi 9,3% YTD). Namun demikian, kami percaya volatilitas akan berlanjut sepanjang 1H23 karena bank sentral global, terutama di negara maju akan melanjutkan kebijakan pengetatan moneter mereka untuk mengatasi inflasi yang tinggi.
- Banking intermediation remains solid. Intermediasi perbankan tetap tinggi, dengan pertumbuhan kredit sebesar 11,2% YoY di bulan November (vs. 12,0% YoY di bulan Oktober), didukung oleh pertumbuhan cukup tinggi di semua segmen dan industri. BI akan memastikan kecukupan likuiditas dalam sistem perbankan untuk mendukung pertumbuhan kredit. Kualitas aset perbankan tetap solid, dengan rasio NPL stabil di 2,7% di bulan Oktober. Ke depan, kondisi perbankan yang sehat akan mendukung kelanjutan pemulihan ekonomi di tengah risiko resesi global.
Komentar