Endang Muchtar
Kamis, 01 Mei 2025 - 11:24 WIB

BPS Klarifikasi Laporan Data Bank Dunia Tentang Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia

Foto/Endang Muchtar/ECONOMICZONE
Foto/Endang Muchtar/ECONOMICZONE
Dummy

ECONOMIC ZONE - Ramai diberitakan laporan Bank Dunia, bahwa 60,3 persen atau sekitar 171,91 juta penduduk Indonesia masuk dalam kategori miskin. Data tersebut tercatat mengalami penurunan dari 61,8 persen pada 2023, dan 62,6 persen pada 2022.

Laporan Bank Dunia berjudul Macro Poverty Outlook edisi April 2025 mengkategorikan mayoritas masyarakat Indonesia sebagai penduduk miskin, dengan porsi sebesar 60,3% dari jumlah penduduk pada 2024 sebesar 285,1 juta jiwa.

Dari persentase ini, artinya, jumlah penduduk miskin RI mencapai 171,91 juta jiwa. Perhitungan itu didasari dari acuan garis kemiskinan untuk kategori negara dengan pendapatan menengah ke atas (upper middle income country) sebesar US$ 6,85 per kapita per hari atau setara pengeluaran Rp 115.080 per orang per hari (kurs Rp 16.800/US$).

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti memberikan penjelasan mengenai data terbaru mengenai angka penduduk miskin Indonesia yang dirilis oleh Bank Dunia atau World Bank.

Amalia mengimbau semua pihak untuk menyikapi laporan itu secara bijak.

"Mari kita lebih bijak memaknai dan memahami angka kemiskinan bank dunia karena itu bukanlah sesuatu keharusan kita menerapkan, itu hanya referensi saja," kata Amalia, di kutip dari berbagai sumber melalui Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (30/4/2025).

Amalia menjelaskan, sebabnya perhitungan 60,3% penduduk Indonesia miskin yang dilakukan Bank Dunia itu menggunakan standar perhitungan berdasarkan kelas menengah atas yang memiliki daya beli yang lebih tinggi. Dengan pengeluaran setara US$ 6,85 per kapita PPP (Purchasing Power Parity).

Sedangkan perhitungan yang dilakukan oleh Indonesia menggunakan dasar pemenuhan kebutuhan dasar. Besarannya adalah Rp 595.242 per bulan. Artinya Bank Dunia memiliki standar perhitungan angka daya kemiskinan yang berbeda dengan yang dilakukan oleh BPS.

"Kita perlu bijak dalam memaknai angka yang disampaikan oleh Bank Dunia mengenai kemiskinan, yang 60,3% itu. Sebagai informasi, yang digunakan standar oleh Bank Dunia dan memperoleh data 60,3% itu adalah standar upper middle cass yang US$ 6,85 per kapita per hari PPP," kata Amalia.

PPP memiliki nilai yang berbeda tergantung dari negaranya. Dalam hal ini yang ditetapkan untuk Indonesia Rp 4.756 pada 2017, sehingga menurut Amalia, tidak bisa semerta-merta bisa dikonversi langsung nilai tukar yang ada saat ini.

"Artinya kita tidak bisa langsung mengonversi dengan nilai tukar saat ini karena itu adalah nilai tukar PPP Base-nya 2017. Makanya angka konversinya akan berbeda," sambungnya.

Dalam laporan itu Bank Dunia juga memberikan ukuran tingkat kemiskinan Indonesia berdasarkan acuan garis kemiskinan dalam bentuk Purchasing Power Parity atau paritas daya beli masyarakat. Adapun, kategori international poverty rate yang ditetapkan sebesar US$ 2,15 per kapita per hari, dan lower middle income poverty rate US$ 3,65 per kapita per hari.

Menurut Amalia, global poverty line yang ditetapkan Bank Dunia itu tidak bisa langsung diterapkan pada seluruh negara. Karena tiap negara memiliki national poverty rate berbeda, yang diukur berdasarkan keunikan maupun karakteristik dari negara tersebut.

"Global poverty line yang ditetapkan Bank Dunia itu tidak sekonyong-konyong langsung bisa diterapkan oleh masing-masing negara," katanya.

Lebih lanjut, Amalia juga menjelaskan BPS juga melakukan perhitungan garis kemiskinan yang berbeda dengan Bank Dunia. Menurutnya perhitungannya menggunakan basis bukan berhasal dari national poverty, melainkan angka kemiskinan di masing-masing provinsi.

"Waktu kita menghitung angka kemiskinan basisnya bukan national povery line, tapi angka kemiskinan di masing-masing provinsi yang kemudian kita agregasi jadi angka nasional," jelas Amalia.

"Dengan demikian kita bisa menunjukan standar hidup di provinsi DKI tidak akan sama dengan standar hidup misalnya di Papua Selatan. Provinsi DKI dan Papua Selatan juga memiliki garis kemiskinan yang berbeda," katanya.

Dummy

Komentar

Dummy

Berita Lainnya

 
Nasional
16/05/2025 21:24 WIB
Hogers Indonesia Kembali Gelar Event Berskala Nasional HOGERS Indonesia Drag Race of National Event 3 (HI-DRONE3)
"HI-DRONE3 mengedepankan safety riding dan pengetahuan berkendara yang baik seperti wajib memiliki KIS (Kartu Izin Start) yang dikeluarkan oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan juga penggunaan safety gear,"
 
Nasional
16/05/2025 07:39 WIB
Rayakan 30 Tahun di Indonesia, Sun Life Indonesia Donasikan Peralatan Olahraga Basket ke 30 Sekolah Melalui Program Hoops+Health
Sun Life Indonesia kembali meluncurkan program Hoops + Health berkolaborasi dengan Beyond Sport. Rangkaian program ini diawali dengan mendonasikan peralatan olahraga basket kepada 30 sekolah di sejumlah wilayah
 
Nasional
15/05/2025 15:42 WIB
Didukung Kompetisi dan Edukasi Aktif, Investor Ritel Saham Bisa Tembus 7,5 Juta
Data otoritas bursa menunjukkan total jumlah investor pasar modal pada rentang 2020-2024 secara berturut-turut sebanyak 3,88 juta, 7,49 juta, 10,31 juta, 12,17 juta, dan 14,87 juta, dengan pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) 30,82%.
 
Nasional
14/05/2025 18:19 WIB
Pre-sale Laris Manis, Tiket Reguler Jakarta E-Prix 2025 Mulai Dijual: Empat Kategori Tersedia, Mulai dari 500 Ribu Rupiah
penjualan tiket normal untuk rangkaian ABB FIA Formula E World Championship Jakarta E-Prix 2025 kini resmi dibuka, dengan harga mulai dari Rp 500.000 (sebelum pajak).
 
Industri
12/05/2025 22:37 WIB
Kolaborasi Cahaya dan Arsitektur: in-Lite Menjadi Sorotan di ARCH:ID 2025
in-Lite tampil memukau di ARCH:ID 2025 dengan Pavilion inovatif yang menyoroti pentingnya pencahayaan dalam arsitektur.
 
Nasional
12/05/2025 22:25 WIB
Kemenhut Melepasliarkan Dua Elang Jawa di TWA Kawah Kamojang
Raja Juli menuturkan pelepasliaran dua elang itu sebagai salah satu langkah untuk menjaga kelestarian elang sebagai satwa langka dengan menjaga populasi dan untuk menjaga keberlanjutan ekosistem hutan.
 
Nasional
12/05/2025 19:45 WIB
realme 14 Series 5G Debut di Indonesia, Siap Menjadi Pilihan Smartphone Performa Gaming Next-Level di Kelas Mid-range
Melanjutkan misinya mendobrak batasan teknologi di kelas mid-range, realme sebagai brand Favoritnya Anak Muda hari ini meluncurkan realme 14 Series 5G di Indonesia
Telkomsel