ECONOMIC ZONE - Jakarta, 10 Januari 2023. PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menargetkan dapat meningkatkan kualitas Galeri Investasi yang sudah dikelola di kampus-kampus hingga bertransformasi menjadi Mirae Asset Academy dan dapat meningkatkan literasi pasar modal.
Tomi Taufan, Head of Retail Business Mirae Asset Sekuritas, mengatakan perusahaan juga berencana menjalin kerja sama baru dengan lebih dari 5 Galeri Investasi di kampus-kampus tahun ini sehingga dapat menambah jumlah Galeri Investasi yang dikelola perusahaan. Saat ini, Mirae Asset mengelola 13 Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia, yang 10 di antaranya berada di kampus-kampus.
“Kami berniat meningkatkan lagi penetrasi ke kampus-kampus. Selain membuka Galeri Investasi baru, kami juga berniat memperdalam penetrasi dengan meningkatkan kualitas GI yang sudah kami kelola menjadi Mirae Asset Academy,” ujar Tomi dalam Media Day hari ini, 10 Januari 2023.
Mirae Asset Academy awalnya merupakan program edukasi online yang digelar oleh Mirae Asset. Sejak diluncurkan pada Maret tahun lalu, Mirae Asset Academy telah meluncurkan lebih dari 3.800 sesi edukasi dan sosialisasi kepada publik dan nasabah perusahaan.
Tahun ini, program Mirae Asset Academy tidak hanya menyasar edukasi saja tetapi juga kerja sama penuh dengan pihak kampus. Kegiatan bersama Mirae Asset dengan kampus dapat berupa program lab investasi seperti penyusulan silabus mata kuliah, kompetisi antar kampus, beasiswa, sertifikasi, dan program magang.
Pada tahun lalu, nilai transaksi saham nasabah Mirae Asset mencapai Rp 591 triliun, terbesar di antara sekuritas lain di Indonesia dan menjadi yang terbesar di pasar modal Indonesia sejak 3 tahun terakhir.
Tingginya nilai transaksi tersebut terutama didukung oleh jaringan offline dan online Mirae Asset Sekuritas. Kehadiran fisik atau offline ditandai dengan 43 gerai yang ada di seluruh Indonesia, terdiri dari 27 Office Education (OE) atau cabang penuh, 3 kantor perwakilan IDX, dan 13 Galeri Investasi IDX. Dari 27 OE, 15 OE berada di Jabodetabek, 2 di Surabaya, dan 2 di Bandung.
Untuk GI, secara okupansi ada 10 GI ada di kampus. Sebanyak 10 kampus tersebut terdiri dari STIA LAN, Universitas Budi Luhur, STIE Trisakti Grogol, STIE Trisakti Bekasi, Universitas Kristen Indonesia, Sampoerna University, STIE YKPN Yogyakarta, STIE AMA Salatiga, STIE Kesuma Negara Blitar, dan STEI Permata Bojonegoro.
“Ke depannya, kami berniat lebih banyak bekerja sama dengan kampus-kampus di Indonesia Tengah dan Timur, seiring dengan perkembangan pasar modal.”
Tahun ini, Martha Christina, Senior Investment Information Mirae Asset, memprediksi pertumbuhan pasar saham masih sama dengan prediksi yang pernah disampaikan perusahaan pada akhir tahun lalu, dengan proyeksi IHSG dapat mencapai 7.880 pada 2023, tumbuh sekitar 15% dari posisi akhir 2022. Sepanjang Januari, dia memprediksi indeks saham utama domestik itu dapat mencapai 6.953 berdasarkan analisis teknikal.
“Kami memprediksi pergerakan IHSG akan terbatas bulan ini dengan support-resistance IHSG pada rentang 6.739-7.084, terutama karena investor kami prediksi wait and see terhadap data makroekonomi. Apalagi, investor juga masih akan memperhatikan nilai jual bersih asing yang sudah Rp 1,7 triliun pada pekan pertama Januari, menyusul Rp 20 triliun sepanjang Desember,” ujar Martha.
Menyertai prediksi tersebut, bulan ini Martha menjatuhkan pilihan pada dua sektor saham yaitu perbankan dan barang konsumsi dengan pilihan saham BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, INDF, MYOR, dan ICBP.
Pada kesempatan yang sama, Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset, mengatakan faktor makroekonomi yang sedang ditunggu-tunggu investor dalam waktu dekat adalah keputusan suku bunga The Fed pada awal Februari.
“Saat ini, berdasaarkan data yang dikompilasi CME dan Bloomberg, mayoritas pelaku pasar global memprediksi suku bunga acuan Fed Fund Rate akan dinaikkan 25 bps menjadi 4,5%-4,75% dari posisi saat ini 4,25%-4,5%,” tutur Nafan.
Komentar