ECONOMIC ZONE - Bertepatan dengan Hari Anak Sedunia, PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) dan United Nations Children'sFund (UNICEF) menginisiasi kerja sama strategis untuk membantu Pemerintah dalam mengatasi masalah gizi buruksebagai upaya mencegah stunting di Indonesia. Program yang berlangsung tiga tahun ini difokuskan di Nusa TenggaraTimur (NTT).
Seperti diketahui, Indonesia adalah salah satu negara dengan kasus gizi buruk. Berdasarkan hasil Survei Status GiziaIndonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan 2022, terungkap bahwa di Indonesia 1 dari 12 anak balita mengalamiwasting (gizi kurang dan gizi buruk), dan 1 dari 5 anak balita menderita stunting.
Tantangan kesehatan tersebut tentu menjadi masalah serius yang harus dituntaskan bersama. Apabila tidak diatasisejak dini, akan berdampak negatif pada kesehatan, perkembangan, dan kemampuan anak di masa depan. Bahkandapat berakibat mengancam bonus demografi Indonesia pada 2030, dimana generasi usia produktif yang seharusnyamemiliki kualitas dan daya saing tinggi justru tidak memiliki kemampuan yang memadai akibat stunting.
Direktur Compliance, Corporate Affairs and Legal CIMB Niaga Fransiska Oei (kedua kiri) menyatakan sebagai bagian dari corporatecitizenship, CIMB Niaga memiliki perhatian besar kepada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dan terpanggil untukbekerja sama dengan UNICEF mendukung upaya Pemerintah dalam mencegah dan mengurangi masalah gizi burukdan stunting di Indonesia. Program ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), salah satunyamenghapuskan semua bentuk kekurangan gizi pada 2030.
"Kami menyadari masalah wasting dan stunting merupakan tantangan yang harus dihadapi secara gotong royong.Karena itu, dalam program ini CIMB Niaga berkolaborasi dengan UNICEF serta juga memberikan kesempatan kepadamasyarakat dan nasabah yang ingin berkontribusi dengan berdonasi melalui Rekening CIMB Niaga Peduli. Denganupaya bersama ini, kami berharap program dapat berdampak positif untuk mengurangi masalah gizi buruk dan stuntingdi Indonesia," kata Fransiska dalam Peluncuran Kerja Sama Aksi Peduli Gizi Anak Indonesia, Program Deteksi Dini danPenanganan Gizi Buruk untuk Cegah Stunting, yang diselenggarakan CIMB Niaga dan UNICEF di Jakarta, Senin(20/11/2023)
Bantuan CIMB Niaga dan donasi nasabah yang terkumpul akan disalurkan UNICEF untuk menjangkau 1.000 anak giziburuk di 22 Kabupaten/Kota di NTT sehingga mendapatkan perawatan agar selamat dari ancaman gizi buruk. Selain itu,program ini juga berdampak positif bagi lebih dari 100.000 anak balita yang dimonitor pertumbuhan danperkembangannya, sehingga balita yang berisiko wasting (gizi buruk dan gizi kurang) dapat dideteksi secara dini dan segera ditangani.
Adapun program ini akan dilakukan melalui lima kegiatan untuk deteksi dini dan penanganan gizi kurang dan gizi burukyaitu penguatan kapasitas pengasuh, kader posyandu dan Guru PAUD; penyediaan pita lingkar lengan atas (LiLA);penguatan kapasitas layanan kesehatan untuk penanganan anak gizi buruk, mengadakan kelas parenting terkaitapencegahan; deteksi dini dan rujukan anak berisiko wasting; dan mendukung penyediaan makanan tambahan lokalbergizi bagi anak-anak PAUD.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Program Gizi UNICEF Indonesia Mamadou Ndiaye ( tengah) menyatakan, "Melalui kerjasama dengan Bank CIMB Niaga, kami dapat melakukan aksi nyata untuk memperkuat sistem guna mendukung anakanak mendapatkan makanan sehat dan memberikan layanan yang menyelamatkan nyawa mereka. Bersama, kaminberupaya mengurangi segala bentuk malnutrisi termasuk stunting dan wasting, serta membantu anak-anak mencapaipotensi maksimal mereka. Kemitraan ini tidak hanya berkontribusi dalam membangun masa depan cerah bagi setiapanak, namun juga mendukung tujuan Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045."
Selain bersama UNICEF, sebelumnya CIMB Niaga melalui Unit Usaha Syariah (CIMB Niaga Syariah) juga telahmencanangkan progam Pengentasan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem bekerja sama dengan Kamar Dagang Indonesia(KADIN) dan Kompas Gramedia Group.
"Kami berharap, semua program yang kami inisiasi dan melibatkan berbagai stakeholders serta dilakukan secaraberkelanjutan selama beberapa tahun dapat memberikan dampak positif yang luas untuk masyarakat dan penerimamanfaat, sehingga masalah gizi buruk dan stunting di Indonesia dapat teratasi. Sesuai dengan target penurunanprevalensi stunting di Indonesia yaitu 14% tahun 2024 dan 0% pada 2030," tutup Fransiska.
Komentar