ECONOMIC ZONE - Dinas Perkebunan Provinsi Riau menyatakan harga TBS kelapa sawit periode 19 sampai 25 Oktober 2022 mengalami kenaikan pada setiap kelompok umur kelapa sawit.
jumlah kenaikan terbesar terjadi pada kelompok umur 10-20 tahun sebesar Rp49,98/Kg atau mencapai 2,03 persen dari harga minggu lalu . Dengan demikian, harga minyak nabati ini sudah naik dalam 3 pekan beruntun.
Melansir data Refinitiv, harga CPO di Bursa Derivatif Malaysia untuk kontrak 2 bulan ke depan melesat lebih dari 7% ke MYR 4.052/ton. Dalam 3 pekan total penguatannya nyaris 20%.
Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi di Indonesia dan Malaysia membatasi produksi dan mengganggu logistik. Hal tersebut memicu kekhawatiran pada produksi CPO yang berasal dari kedua produsen utama dunia mengalami penurunan.Ketika produksi turun dan permintaan tetap, maka harga tentunya akan mengalami kenaikan.
Meski demikian, permintaan yang berisiko menurun akan membatasi kenaikan harga CPO. Tanda-tandanya terlihat dari ekspor Malaysia yang diperkirakan mengalami penurunan sekitar 4,3% - 8,4% pada periode 1 - 20 Oktober, dari periode yang sama bulan sebelumnya, berdasarkan survei dari 2 perusahaan kargo.
China, yang merupakan salah satu konsumen terbesar CPO banyak yang memperkirakan akan mengalami tahun yang buruk.
Survei terbaru dari Reuters yang melibatkan 40 ekonom menunjukkan perekonomian China diperkirakan tumbuh 3,2% di 2022, jauh di bawah target pemerintah 5,5%.
Jika tidak memperhitungkan tahun 2020, ketika dunia dilanda pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19), maka pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tersebut menjadi yang terendah sejak 1976.
Pemerintah China di bawah komando Presiden Xi Jinping masih menerapkan kebijakan zero Covid-19, menjadi salah satu pemicu pelambatan ekonomi. Dengan kebijakan tersebut, ketika kasus Covid-19 mulai meningkat, maka karantina wilayah (lockdown) akan diterapkan.
Alhasil, aktivitas ekonomi menjadi maju mundur. Hal ini diperparah dengan disrupsi energi dan pangan akibat perang Rusia - Ukraina serta pelambatan ekonomi global akibat kenaikan suku bunga yang agresif di berbagai negara guna meredam inflasi.
"Perekonomian sepertinya akan mengalami tekanan di kuartal IV, tetapi akan ada pemulihan di tahun depan. Meski demikian, masih akan sulit untuk melihat pemulihan yang kuat akibat permintaan demand global," kata Nie Wen, ekonom di Hwabao Trust, sebagaimana dilansir Reuters.
Komentar