ECONOMIC ZONE - PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM menggelar kegiatan Bincang Pagi PNM dengan tema Strategi UMKM Membangun Brand di ST. Ali Coffee Shop, Setiabudi, Jakarta pada Selasa (26/02).
Pada kesempatan ini, Agus Muharram (Komisaris Utama PNM), Arief Mulyadi (Direktur Utama PNM), Tjatur H. Priyono (Direktur Keuangan PNM), Abianti Riana (Direktur Bisnis I PNM) menyeduhkan kopi untuk rekan-rekan wartawan yang hadir, sembari bercerita mengenai beragam produk kopi unggulan nasabah binaan PNM. “Ini kopi Bangsu, produk kopi nasabah binaan PNM ULaMM dari Blangkejeren, Aceh Tenggara. Di PNM, seluruh nasabah menadapatkan pendampingan dan pembinaan agar usaha mereka dapat berkembang. Sebelumnya produk ini hanya dikemas dengan plastik biasa, tanpa label dan tidak memiliki izin, kami dampingi hingga kini ada merek dan izin sehingga nilai jualnya meningkat. Sekarang sudah dipasarkan di swalayan dan online”, ungkap Agus Muharram.
PNM melalui program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) memberikan pendampingan dan pembinaan kepada nasabah binaan, baik secara reguler ataupun klaster yang berdasar pada kesamaan wilayah ataupun produk. “Diskusi hari ini, berfokus pada strategi UMKM dalam membangun Brand. Pelaku UMKM kerap merasa meciptakan Brand adalah hal yang tidak perlu dilakukan karena dianggap berbiaya tinggi. Padahal dengan membranding produk mereka dapat meningkatkan nilai jual produk dan menjadi pembeda dari produk lainnya.
Melalui diskusi ini, kami ingin memberikan strategi terbaik dan termudah branding yang dapat dipraktekan oleh pelaku UMKM”, jelas Arief Mulyadi. “Membangun brand lebih mudah jika perusahaan masih kecil, karena mudah dikelola dan dapat menentukan target pasar secara spesifik. Saya sangat mengapresiasi PNM yang berfokus pada pembiayaan dan pendampingan usaha masyarakat menengah ke bawah. Dampak pertumbuhan ekonominya akan sangat terasa karena memang di Indonesia, pengusaha kecil sangat banyak jumlahnya”, jelas Ario Soebiantoro, seorang aktivis brand lokal. Tahun 2018 menjadi tahun terbaik dalam sejarah PNM. PNM dapat mencapai rekor terbaiknya, dengan Net Lending tumbuh 136,4%, Out standing meningkat 79,1% dan NoA menanjak hingga 114,40%.
Bisnis ULaMM, dalam 6 tahun terakhir telah mencapai angka NPL terendah yaitu kurang dari 3%. Tentu hal ini tidak terlepas dari komitmen pendampingan insan PNM dalam membangun hubungan emosional dan memberikan pendampingan usaha kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah. Bisnis Mekaar pun telah melampaui target untuk melayani 4 juta ibu prasejahtera di 30 Provinsi di Indonesia. Per 25 Februari 2019, nasabah PNM Mekaar telah mencapai 4.258.907 dengan outstanding 5,891 Triliun.
Kerja keras insan PNM Mekaar telah mendapat apresiasi dari Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo dengan mengunjungi 8 lokasi, di Bogor, Tambora, Ciracas, Garut, Bekasi, Kemayoran, Muara Gembong dan Magetan. Pada tahun 2019 ini, PNM selalu melakukan pendampingan usaha dan meluaskan jejaring ultra mikro – UMKM dalam mendukung ketahanan ekonomi masyarakat dengan berfokus pada perluasan jangkauan layanan dan pendampingan nasabah melalui program PKU. Tahun ini ditargetkan jumlah nasabah PNM Mekaar mencapai 4,75juta nasabah dengan peningkatan siklus pembiayaan.
Komentar